FINGERPRINT SENSOR

FINGERPRINT SENSOR

Sensor / pemindai sidik jari adalah suatu perangkat yang berfungsi untuk menangkap gambar digital dari pola sidik jari. Biasanya penggunaan sensor ini digunakan untuk sistem absensi maupun sistempengontrol akses ke dalam suatu ruangan, hinggga sebagai identitas pribadi seperti yang terdapat pada SIM ataupun passport.
A. POLA SIDIK JARI
Secara umum pola sidik jari dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu loop pattern, whorl pattern dan arch pattern. Pola – pola sidik jari inilah yang digunakan untuk membedakan sidik jari secara umum, namun untuk mesin pemindai sidik jari pembedaan seperti itu tidaklah cukup. Untuk itu mesin tersebut dilengkapi dengan metode pengenalan lain yang disebut “ minutiae “.

Loop Pattern
Loop Pattern

Whorl Pattern
Whorl Pattern

Arch Pattern
Arch Pattern

Apa itu minutiae?
Jawab : Minutiae adalah rincian dari sidik jari yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti ‘ barang tidak berarti ‘ atau ‘ rincian tidak penting ‘.
Rincian Sidik Jari
Rincian Sidik Jari

Untuk lebih jelasnya, minutiae pada sidik jari adalah titik – titik yang mengacu pada crossover ( persilangan dua garis ), core ( putar – balikan sebuah garis ), bifurcation ( percabangan sebuah garis ), ridge ending ( berhentinya sebuah garis ), island ( garis yang sangat pendek ), delta ( pertemuan tiga buah garis yang membentuk sudut ), dan pore ( percabangan sebuah garis yang langsung diikuti dengan menyatunya kembali percabangan tersebut sehingga membentuk sebuah lingkaran kecil ).
B. TEKNIK PEMBACAAN SIDIK JARI
1. Optis
Pola sidik jari direkam dengan mengunakan cahaya yang berasal dari alat yang disebut kamera digital. Kelemahan metode ini adalah hasil scanning sangat tergantung dari kualitas sidik jari.
2. Ultrasonik
Dalam teknik ini, digunakan suara dengan frekuensi tinggi yang berfungsi untuk menembus lapisan epidermal kulit. Setelah itu, pantulan energi tersebut ditangkap menggunakan alat yang sejenis ( transduser pizoelektrik ). Pola pantulan ini digunakan untuk menyusun citra sidik jari yang dibaca.
3. Thermal
Menggunakan perbedaan suhu antara ridge dan valley sidik jari untuk mengetahui pola sidik jari. Cara yang dilakukan adalah dengan menggosok ujung jari ke scan are sehingga didapatkan pola sisik jari tersebut.

Referensi :
http://fingerspotsolo.blogspot.com
http://www.mesinabsensifingerprint.com

SENSOR PROXIMITY

SENSOR PROXIMITY
A. Pengertian
Sensor proximity adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu objek. Sensor ini dalam dunia robot digunakan sebagai pendeteksi ada atau tidaknya suatu garis pembimbing gerak robot yang biasa disebut dengan “ Line Follower Robot “ atau “ Line Tracer Robot “. Karakterisitik dari sensor ini adalah mendeteksi objek benda dengan jarak yang cukup dekat yaitu 1 mm sampai beberapa cm saja tergantung jenisnya. Sensor ini mempunyai tegangan kerja antara 10 – 30 Vdc dan ada pula yang menggunakan tegangan 100 – 200 VAC.

Gambar Sensor Proximity

Gambar Sensor Proximity

B. Prinsip Kerja
Sensor ini memanfaatkan sifat cahaya yang akan dipantulkan jika mengenai benda berwarna terang dan akan diserap apabila mengenai benda berwarna gelap. Sumber cahaya yang digunakan adalah LED yang akan memancarkan cahaya merah dan yang bertindak sebagai penangkap cahaya LED adalah photodioda. Jika sensor berada di garis hitam maka photodioda akan sedikit menerima pantulan cahaya, sebaliknya jika sensor berada di garis putih maka photodioda akan banyak menerima pantulan cahaya.
C. Jenis
1.Proximity Inductive
Berfungsi untuk mendeteksi objek besi.
2.Proximity Capacitive
Berfungsi mendeteksi semua objek baik metal maupun non – metal.

D. Jarak Diteksi
RVP2
Adalah jarak dari posisi yang terbaca dan tidak terbaca sensor untuk operasi kerjanya. Mengatur jarak dari permukaan sensor memungkinkan sensor lebih stabil dalam pengoperasiannya. Posisi objek sensing transit ini adalah sekitar 70% – 80% dari jarak normal sensing.

RVP3

Sementara itu untuk nilai output dari proximity switch ada 3, yaitu seperti gambar dibawah ini :
RVP4
Output 2 Kabel VDC
RVP5
Output 3 dan 4 Kabel VDC
RVP6
Output 2 Kabel VAC

Referensi :

http://electro-mechanic.blogspot.com/2012/09/proximity-swutch-sensor-jarak.html?m=1
http://kuliah.andifajar.com/sensor-proximity/&ei=0
http://migas-indonesia.com/2012/12/prinsip-kerja-proximity.html

SENSOR GETARAN ATAU VIBRATION SENSOR

  1. Pengertian

Sensor getaran adalah suatu alat yang berfungsi untuk mendeteksi adanya getaran dan akan diubah dalam ke dalam sinyal listrik.

Sensor-Getaran

  1. Macamnya

Sensor fibrasi ini dibagi menjadi dua macam yaitu :

A. Kontak

Sensor ini disebut juga cassing measurement. Sensor yang digunakan adalah sensor seismic   transduser, yaitu sensor yang digunakan untuk mengukur kecepatan dan percepatan. Untuk mengukur kecepatan menggunakan velocity probe dan velomitor probe, sedangkan untuk mengukur percepatan menggunakan sensor acceleration probe.

a. Velocity probe

1) Pengertian

Ujung sensor ini akan bersentuhan langsung dengan benda yang akan diukur fibrasinya, sensor ini berfungsi untuk mengukur getaran dari suatu alat atau mesin menggunakan kecepatan sebagai parameternya.

Adapun konstruksinya adalah sbb :

  1. Massa
  2. Kumparan
  3. Pegas
  4. Magnet permanen
  5. Damper Connector
  6. Cassing velocity probe

2) Prinsip Kerja

Prinsip kerja velocity probe sesuai dengan hukum fisika yaitu apabila suatu konduktor/kumparan yang dikelilingi oleh medan magnet kemudian koduktor bergerak terhadap medan magnet atau medan magnet bergerak terhadap konduktor maka akan menimbulkan suatu tegangan induksi pada konduktor. Apabila transducer ini ditempatkan pada bagian mesin yang bergetar, maka tranduser inipun akan ikut bergetar, sehingga kumparan yang ada di dalamnya akan bergerak relatif terhadap medan magnet sehingga akan menghasilkan tegangan listrik pada ujung kawat kumparannya. Dengan mengolah sinyal listrik dan transdusernya, maka getaran dapat diukur.

b. Acceleration Probe

1) Pengertian

Termasuk sensor kontak yang berfungsi untuk mengukur getaran dengan mengukur kecepatan dari mesin tersebut

2) Prinsip kerja

Pada acceleration probe terdapat Case insulator yang berkontak langsung dengan mesin yang hendak diperiksa, Case Insulator ini berfungsi sebagai transmitter atau yang menstransmisikan getaran dari mesin menuju piezoelectric sehingga piezoelectric mengalami tekanan yang sebanding dengan getaran yang diterima dari mesin. Getaran mekanis yang menimbulkan gaya akan mengenai bahan piezoelectric tersebut sehingga bahan piezoelectric tersebut menghasilkan muatan listrik. Tetapi arus listrik yang dihasilkan oleh piezoelectric ini sangat kecil, sehingga diperlukan alat lain agar menghasilkan muatan  listrik yang standard. Karena muatan listrik yang ditimbulkan oleh piezoelectrik sangat kecil maka didalamnya dipasang rangkaian electronik/amplifier yang dapat membangkitkan muatan agar muatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezoelectric menjadi lebih besar. Besar muatan listrik yang dihasilkan oleh bahan piezo electric sebesar picocoulombs per g. Sedangkan besarnya sinyal yang dihasilkan setelah didalamnya dipasang penguat, mempunyai sensitivitas 50 mv per g.

3) Kelebihan

  • Ukuran sangat kecil dan ringan, sehingga cocok untuk dibawa kemana-mana dan bisa dibawa ke tempat kerja yang sempit
  • Sangat sensitive terhadap frekuensi tinggi, karena accelerator probe memiliki range frekuensi yang tinggi sebesar lebih dari 20 KHz
  • Dapat digunakan pada temperatur tinggi, yaitu sampai temperature kurang lebih 500 derajat C
  • Harganya lebih murah dibanding velocity dan displacement probe

B. Non – Kontak

Sensor non-kontak biasanya disebut Shaft Relative Measurement. Sensor yang digunakan adalah proximity probe ( Eddy current probe ). Untuk proxymity probe, yang diukur adalah perpindahannya. Untuk sensor non-kontak, probe dan mesin atau media tidak bersentuhan langsung. Untuk menggunakan sensor proximity probe ada beberapa syarat yang harus terpenuhi agar dapat menghasilkan pengukuran yang presisi, diantaranya adalah :

  • Roundness (kelingkaran) dari mesin yang akan diukur harus bagus untuk menghasilan bacaan yang bagus pula
  • Run out

Referensi :

http://tirta-aji.web.id/index.php/instrumentasi/23-vibrasi

http://komponenelektronika.biz/sensor-getaran.html

https://www.youtube.com/watch?v=jxukyhuhLjs

https://www.youtube.com/watch?v=0SUgfuUDYNk

ACCELEROMETER & GYROSCOPE

Pengertian Accelerometer

Accelerometer adalah sensor yang digunakan untuk mengukur percepatan suatu objek. Accelometer mengukur percepatan dinamis dan statis. Pengukuran dinamis adalah pengukuran percepatan pada objek bergerak, sedangkan pengukuran statis adalah pengukuran terhadap gravitasi bumi. Prinsip kerja yang digunakan adalah prinsip percepatan ( acceleration ).

Fungsi :

  1. Shake Control Ponsel

Berfungsi untuk mengubah fitur hanya dengan menggoyangkan ponsel tersebut

  1. Wifi Remote yang menggunakan Accelerometer
  2. Untuk  kontrol antarmuka pengguna, sering accelerometer digunakan untuk menyajikan pandangan landscape atau potret layar perangkat, berdasarkan cara perangkat sedang diadakan. Misalnya mengganti tampilan layar dari vertical ( portrait ) menjadi horizontal ( landscape ).
  3. Kamera video dimana berfungsi untuk menstabilkan tangkapan gambar ( image stabilization ) dan untuk anti – blur saat menangkap gambar.
  1. Pada  kamera foto memanfaatkannya untuk mencegah hasil pemotretan buram
  2. Penggunaan lain accelerometer adalah sebagai pedometer , atau penghitung langkah. Dipakai di banyak gadget sebagai monitor banyaknya langkah saat berolah raga.

Pengertian Gyroscope

Giroskop adalah perangkat untuk mengukur atau mempertahankan orientasi, dengan prinsip ketetapan momentum sudut. Mekanismenya adalah sebuah roda berputar dengan piringan didalamya yang tetap stabil. Giroskop sering digunakan pada robot atau heli dan alat-alat cangggih lainnya.

Prinsip Kerja Gyroscope

Gyro sensor bisa mendeteksi gerakan sesuai gravitasi, atau dengan kata lain mendeteksi gerakan pengguna.

Sebelum digunakan, sensor gyroscope terlebih dahulu dilakukan proses kalibrasi dengan menggunakan bandul. Proses kalibrasi tersebut berfungsi untuk memperoleh nilai faktor kalibrasi. Gyroscope memiliki keluaran berupa kecepatan sudut dari arah 3 sumbu yaitu: sumbu x yang nantinya akan menjadi sudut phi ( kanan dan kiri ), sumbu y nantinya menjadi sudut theta ( atas dan bawah ), dan sumbu z nantinya menjadi sudut psi ( depan dan belakang ).

Kegunaan dari gyroscope pada pengembangan teknologi & gadjed yaitu:

  1. Di masa lalu, gyros telah digunakan untuk ruang navigasi dan kontrol rudal
  2. Sebuah giroskop di sisi lain memiliki kemampuan mengukur tingkat rotasi di sekitar sumbu tertentu. Sebagai contoh jika giroskop yang digunakan untuk mengukur laju rotasi di sekitar sumbu gulungan pesawat terbang.

Menggabungkan data accelerometer dan giroskop.

Langkah pertama dalam menggunakan sebuah perangkat yang menggabungkan kombinasi IMU accelerometer dan giroskop adalah untuk menyelaraskan mereka dalam sistem koordinat. Cara termudah untuk melakukannya adalah untuk memilih sistem koordinat accelerometer sebagai sistem koordinat referensi. Data accelerometer yang paling lembar akan menampilkan arah X, Y, Z sumbu relatif terhadap citra chip fisik atau perangkat.

Langkah berikutnya adalah:

  • Mengidentifikasi output giroskop yang sesuai dengan RateAxz, nilai-nilai RateAyz dibahas di atas.
  • Menentukan apakah output tersebut perlu dibalik karena posisi fisik giroskop relatif terhadap accelerometer.

Jangan berasumsi bahwa jika giroskop memiliki output ditandai X atau Y, itu akan sesuai dengan setiap sumbu dalam sistem koordinat accelerometer, bahkan jika output ini merupakan bagian dari unit IMU. Cara terbaik adalah untuk menguji itu. Berikut adalah urutan sampel untuk menentukan output dari giroskop sesuai dengan nilai RateAxz dibahas di atas.

  • Mulai dari menempatkan perangkat dalam posisi horisontal. Kedua X dan output Y dari accelerometer akan output tegangan nol-g (misalnya untuk Acc_Gyro board ini 1.65V)
  • Awal berikutnya perangkat berputar di sekitar sumbu Y, cara lain untuk mengatakan itu adalah bahwa Anda memutar perangkat di pesawat XZ, sehingga X dan Z accelerometer perubahan output dan output Y tetap konstan.
  • Sementara memutar perangkat pada catatan kecepatan konstan yang giroskop perubahan output, output giroskop lain harus tetap konstan
  • Output giroskop yang berubah selama rotasi di sekitar sumbu Y (rotasi di pesawat XZ) akan memberikan nilai masukan untuk AdcGyroXZ, dari mana kita menghitung RateAxz
  • Langkah terakhir adalah untuk memastikan arah rotasi sesuai dengan model kami, dalam beberapa kasus, Anda mungkin harus membalikkan nilai RateAxz karena posisi fisik giroskop relatif terhadap accelerometer
  • Tampil lagi tes di atas, memutar perangkat di sekitar sumbu Y, kali ini memantau output X dari accelerometer ( AdcRx dalam model kita ). Jika AdcRx tumbuh ( yang pertama 90 derajat rotasi dari posisi horisontal ), maka AdcGyroXZ harus menurun. Hal ini disebabkan kenyataan bahwa kita sedang memantau vektor gravitasi dan bila perangkat berputar di satu arah vektor akan memutar dalam arah yang berlawanan ( relatif terhadap sistem coordonate perangkat, yang kita gunakan ).

Referensi :

http://oktriaviani.blogspot.com/2012/06/accelerometer-gyroscope_16.html

d.wikipedia.org/wiki/Giroskop

https://www.youtube.com/watch?v=857gN4VLo8M

https://www.youtube.com/watch?v=1lBRvEA0kk8&hd=1

SENSOR INFRAMERAH

SENSOR INFRAMERAH ( IR )

1. PENGERTIAN

Infra red (IR) detektor atau sensor infra merah adalah komponen elektronika yang dapat mengidentifikasi cahaya infra merah (infra red, IR). Sensor infra merah atau detektor infra merah saat ini ada yang dibuat khusus dalam satu modul dan dinamakan sebagai IR Detector Photomodules. IR Detector Photomodules merupakan sebuah chip detektor inframerah digital yang di dalamnya terdapat fotodiode dan penguat (amplifier).
Bentuk dan Konfigurasi Pin IR Detector Photomodules TSOP

IR

Konfigurasi pin infra red (IR) receiver atau penerima infra merah tipe TSOP adalah output (Out), Vs (VCC +5 volt DC), dan Ground (GND). Sensor penerima inframerah TSOP ( TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules ) memiliki fitur-fitur utama yaitu fotodiode dan penguat dalam satu chip, keluaran aktif rendah, konsumsi daya rendah, dan mendukung logika TTL dan CMOS. Detektor infra merah atau sensor inframerah jenis TSOP (TEMIC Semiconductors Optoelectronics Photomodules) adalah penerima inframerah yang telah dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0 dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah (TSOP) akan berlogika 1.

2. SISTEM SENSOR INFRAMERAH

Sistem sensor infra merah pada dasarnya menggunakan infra merah sebagai media untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Sistem akan bekerja jika sinar infra merah yang dipancarkan terhalang oleh suatu benda yang mengakibatkan sinar infra merah tersebut tidak dapat terdeteksi oleh penerima. Keuntungan atau manfaat dari sistem ini dalam penerapannya antara lain sebagai pengendali jarak jauh, alarm keamanan, otomatisasi pada sistem. Pemancar pada sistem ini tediri atas sebuah LED infra merah yang dilengkapi dengan rangkaian yang mampu membangkitkan data untuk dikirimkan melalui sinar infra merah, sedangkan pada bagian penerima biasanya terdapat foto transistor, fotodioda, atau inframerah modul yang berfungsi untuk menerima sinar inframerah yang dikirimkan oleh pemancar.

LED Infra Merah
LED adalah suatu bahan semikonduktor yang memancarkan cahaya monokromatik yang tidak koheren ketika diberi tegangan maju. Pengembangan LED dimulai dengan alat inframerah dibuat dengan galliumarsenide. Cahaya infra merah pada dasarnya adalah radiasi elektromagnetik dari panjang gelombang yang lebih panjang dari cahaya tampak, tetapi lebih pendek dari radiasi gelombang radio, dengan kata lain inframerah merupakan warna dari cahaya tampak dengan gelombang terpanjang, yaitu sekitar 700 nm sampai 1 mm.

3. RANGKAIAN SEDERHANA SENSOR INFRAMERAH
Gambar rangkaian sensor infra merah
Daftar Komponen :

1. Resistor : R1 ( 33 K ohm), R2 (1 K ohm ), VR1 (Potensio 100 K ohm)
2. Kapasitor : C1 ( 100nF )
3. Transistor : Q2 ( BC547 )
4. Foto transistor : Q1
5. IC : 40106 (Schimitt trigger), 4026 (Decade counter)
6. 7-Segment

4. PRINSIP KERJA

Pada rangkaian pemancar hanya pengaturan supaya led infra merah menyala dan tidak kekurangan atau kelebihan daya, oleh karena itu gunakan resistor 680 ohm. Pada rangkaian penerima foto transistor berfungsi sebagai alat sensor yang berguna merasakan adanya perubahan intensitas cahaya infra merah. Pada saat cahaya infra merah belum mengenai foto transistor, maka foto transistor bersifat sebagai saklar terbuka sehingga transistor berada pada posisi cut off (terbuka). Karena kolektor dan emitor terbuka maka sesuai dengan hukum pembagi tegangan, tegangan pada kolektor emitor sama dengan tegangan supply (berlogika tinggi). Keluaran dari kolektor ini akan membuat rangkaian counter menghitung secara tidak teratur dan jika kita tidak meredamnya, bouncing keluaran tersebut ke input couinter. Untuk meredam bouncing serta memperjelas logika sinyal yang akan kita input ke rangkaian counter, kita gunakan penyulut schmitt trigger. Penyulut Schmitt trigger ini sangat berguna bagi anda yang berhubungan dengan rangkaian digital, misal penggunaan pada peredaman bouncing dari saklar-saklar mekanik pada bagian input rangkaian digital.

Rangkaian counter yang digunakan disini adalah menggunakan IC 4026 (Decade Counter) salah satu IC dari keluarga CMOS. IC counter ini akan mencacah apabila mendapatkan input clock berubah dari logika rendah ke tinggi. IC ini juga langsung bisa hubungkan ke seven segment karena keluarannya memang dirancang untuk seven segment. Jadi tidak perlu menggunakan IC decoder sebagai pengubah nilai biner menjadi nilai 7-segment.
Untuk mengatur kepekaan sensor bisa memutar potensio VR1 pada titik kritis, atau jika diperlukan bisa mengganti R2 dengan nilai yang lebih sesuai.

5. APLIKASI SENSOR INFRAMERAH

a. Alarm Inframerah
rangkaian alarm inramerah
Rangkaian alarm ini berbasis inframerah untuk melindungi bagian-bagian pintu dan jalan masuk lainnya. Rangkaian ini memberikan alarm keras ketika seseorang melintasi penghalang inframerah yang tak kelihatan. Hal ini dapat melindungi pintu baik siang dan malam dan bebas dari pemicu palsu. Rangkaian Alarm Inframerah menggunakan dioda infra merah untuk memancarkan sinar inframerah terus menerus. Foto transistor NPN Darlington digunakan sebagai sensor cahaya. L14F1 adalah transistor foto Darlington ultra sensitif dengan gain tinggi. Ketika seseorang melintasi sinar IR (infrared = inframerah), T1 dimatikan dan tegangan kolektor menjadi tinggi. T2 kemudian bekerja dan mengaktifkan LED merah dan buzzer.

b. Termometer Inframerah

Termometer inframerah mengukur suhu menggunakan radiasi kotak hitam (biasanya inframerah) yang dipancarkan objek. Desain utama terdiri dari lensa pemfokus energi inframerah pada detektor, yang mengubah energi menjadi sinyal elektrik yang bisa ditunjukkan dalam unit temperatur setelah disesuaikan dengan variasi temperatur lingkungan. Konfigurasi fasilitas pengukur suhu ini bekerja dari jarak jauh tanpa menyentuh objek. Dengan demikian, termometer inframerah berguna mengukur suhu pada keadaan dimana termokopel atau sensor tipe lainnya tidak dapat digunakan atau tidak menghasilkan suhu yang akurat untuk beberapa keperluan.

Referensi :
http://antosusilo.blog.uns.ac.id/2009/09/07/sistem-sensor-infra-merah/
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/infra-red-ir-detektor-sensor-infra-merah/
http://blogdharmawanelecktrick.blogspot.com/2013/02/rangkaian-alarm-inframerah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer_inframerah

SENSOR SUHU

SENSOR SUHU

1. Pengertian

Sensor Suhu atau Temperature Sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada obyek tertentu. Sensor suhu melakukan pengukuran terhadap jumlah energi panas/dingin yang dihasilkan oleh suatu obyek sehingga memungkinkan kita untuk mengetahui atau mendeteksi gejala perubahan-perubahan suhu tersebut dalam bentuk output analog maupun digital. Sensor Suhu juga merupakan dari keluarga Transduser.
Contoh peralatan-peralatan listrik maupun elektronik yang menggunakan Sensor Suhu diantaranya seperti Thermometer Suhu Ruangan, Thermometer Suhu Badan, Rice Cooker, Kulkas, Air Conditioner (Pendingin Ruangan) dan masih banyak lagi.

2. Jenis – jenis Sensor Suhu (Temperature Sensors)
Saat ini, terdapat banyak jenis sensor suhu dengan karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan aplikasinya. Berikut ini beberapa jenis Sensor Suhu yang sering ditemukan dalam rangkaian elektronika ataupun peralatan listrik beserta penjelasan singkatnya :

A. Thermostat

Thermostat adalah jenis Sensor suhu kontak (Contact Temperature Sensor) yang menggunakan prinsip Electro-Mechanical. Thermostat pada dasarnya terdiri dari dua jenis logam yang berbeda seperti Nikel, Tembaga, Tungsten atau aluminium. Dua Jenis Logam tersebut kemudian ditempel sehingga membentuk Bi-Metallic strip. Bi-Metallic Strip tersebut akan bengkok jika mendapatkan suhu tertentu sehingga bergerak memutuskan atau menyambungkan sirkuit (ON/OFF).
Thermostat sering digunakan pada peralatan listrik seperti Oven, Seterika dan Water Heater.
1

B. Thermistor

Thermistor adalah komponen elektronika yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh Suhu. Thermistor yang merupakan singkatan dari Thermal Resistor ini pada dasarnya terdiri dari 2 jenis yaitu PTC (Positive Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya akan meningkat tinggi ketika suhunya tinggi dan NTC (Negative Temperature Coefficient) yang nilai resistansinya menurun ketika suhunya meningkat tinggi.
Thermistor yang dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan ini terbuat dari bahan keramik semikonduktor seperti Kobalt, Mangan atau Nikel Oksida yang dilapisi dengan kaca.
Keuntungan dari Thermistor adalah sebagai berikut :
• Memiliki Respon yang cepat atas perubahan suhu.
• Lebih murah dibanding dengan Sensor Suhu jenis RTD (Resistive Temperature Detector).
• Rentang atau Range nilai resistansi yang luas berkisar dari 2.000 Ohm hingga 10.000 Ohm.
• Memiliki sensitivitas suhu yang tinggi.

Teknik Kompensasi Termistor:
Karakteristik termistor berikut memperlihatkan hubungan antara temperatur dan resistansi seperti tampak pada gambar berikut.
2
Thermistor (PTC/NTC) banyak diaplikasikan ke dalam peralatan Elektronika seperti Voltage Regulator, sensor suhu kulkas, pendeteksi kebakaran, Sensor suhu pada Otomotif, Sensor suhu pada Komputer, sensor untuk memantau pengisian ulang Baterai pada ponsel, kamera dan Laptop.
3

C. Resistive Temperature Detector (RTD)
Resistive Temperature Detector atau disingkat dengan RTD memiliki fungsi yang sama dengan Thermistor jenis PTC yaitu dapat mengubah energi listrik menjadi hambatan listrik yang sebanding dengan perubahan suhu. Namun Resistive Temperature Detector (RTD) lebih presisi dan memiliki keakurasian yang lebih tinggi jika dibanding dengan Thermistor PTC. Resistive Temperature Detector pada umumnya terbuat dari bahan Platinum sehingga disebut juga dengan Platinum Resistance Thermometer (PRT).
Keuntungan dari Resistive Temperature Detector (RTD)
• Rentang suhu yang luas yaitu dapat beroperasi di suhu -200⁰C hingga +650⁰C.
• Lebih linier jika dibanding dengan Thermistor dan Thermocouple
• Lebih presisi, akurasi dan stabil.
4

D. Thermocouple ( Termokopel )
Thermocouple adalah salah satu jenis sensor suhu yang paling sering digunakan, hal ini dikarenakan rentang suhu operasional Thermocouple yang luas yaitu berkisar -200°C hingga lebih dari 2000°C dengan harga yang relatif rendah. Thermocouple pada dasarnya adalah sensor suhu Thermo-Electric yang terdiri dari dua persimpangan (junction) logam yang berbeda. Salah satu Logam di Thermocouple dijaga di suhu yang tetap (konstan) yang berfungsi sebagai junction referensi sedangkan satunya lagi dikenakan suhu panas yang akan dideteksi. Dengan adanya perbedaan suhu di dua persimpangan tersebut, rangkaian akan menghasilkan tegangan listrik tertentu yang nilainya sebanding dengan suhu sumber panas.
Keuntungan Thermocouple adalah sebagai berikut :
• Memiliki rentang suhu yang luas
• Tahan terhadap goncangan dan getaran
• Memberikan respon langsung terhadap perubahan suhu
5

Selain jenis – jenis sensor suhu diatas, sensor suhu atau temperature sensor juga dapat dibedakan menjadi dua jenis utama berdasarkan hubungan fisik sensor suhu dengan obyek yang akan dirasakan suhunya. Berikut ini adalah 2 jenis utama tersebut.

1. Contact Temperature Sensor
Sensor Suhu jenis contact adalah Sensor suhu yang memerlukan kontak (hubungan) Fisik dengan objek yang akan dirasakan perubahan suhunya. Sensor suhu jenis ini dapat digunakan untuk memantau suhu benda padat, cair maupun gas.

2. Non-Contact Temperature Sensor
Sensor Suhu jenis Non-Contact adalah Sensor suhu yang dapat mendeteksi perubahan suhu dengan menggunakan konveksi dan radiasi sehingga tidak memerlukan kontak fisik langsung dengan obyek yang akan diukur atau dideteksi suhunya.

Referensi :

https://www.google.co.id/search?q=sensor+suhu&newwindow=1&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=IFgQVeoW0Ji5BPzRgtgG&ved=0CAcQ_AUoAQ&biw=1366&bih=633
http://teknikelektronika.com/pengertian-sensor-suhu-jenis-jenis-sensor-suhu/
http://elektronika-dasar.web.id/komponen/sensor-tranducer/sensor-suhu-termistor/

Kiasan Kata

Perkenalan itu yang akhirnya membawa kami , kesatu jalan yang sama sampe sekarang 🙂
Dia malaikatku , malaikat tanpa sayap yang selalu menemani d sisiku setiap waktu 🙂
Tuhaaaaan……..
Di setiap lelapku aku ingin bersandar dbahunya , bercerita tentang keluh kesah menjadi tempat sandaran hati 🙂
Jika aku tak bisa membuat dia bahagia hadirkan dsisinya seseorang yang lebih baik , lebih sempurna yang bisa buat dia bahagia
Aku menyayanginya tuhaaaan , sungguh 😉
Lebih dari apapun itu 🙂

Harusnya batu itu dapat dengan mudah pecah ketika air senantiasa menitikan tetes demi tetes harapan bukan ? Sungguh ini sulit lebih sulit saat logika mampu menunjukan batu dapat dengan mudah pecah ketika terkena tetesan air 🙂

Deutsch Grammar

A. ANGKA
1 = eins 11 = elf
2 = zwei 12 = zwolf
3 = drei 13 = dreizehn
4 = vier 14 = vierzehn
5 = fiinf 15 = fiinfzehn
6 = sechs 16 = sechzehn
7 = sieben 17 = siebzehn
8 = acht 18 = achtzehn
9 = neun 19 = neunzehn
10 = zehn 20 = zwanzig, dst

B. PEKERJAAN
1. Guru ( pria ) = der Lehrer
2. Guru ( wanita ) = die Lehrerin
3. Siswa = der Schuller
4. Siswi = die Schullerin
5. Tukang kebun = der Gartner

C. STATUS DALAM KELUARGA
1. Anak ( pria ) = der Sohn
2. Anak ( wanita ) = die Tochte
3. Ayah = der Vatter
4. Ibu = der Mutter
5. Kakek = der Grossvatter
6. Nenek = der Grossmutter
7. Paman = der Onkel

D. MAKANAN dan BUAH
1. Nasi = der Reis
2. Roti = das Brot
3. Ikan = der Fisch
4. Sosis = der Wurst
5. Apel = die Apfel
6. Pisang = die Banana ( s )

E. MINUMAN dan BENDA
1. Air putih : Mineralwasser
2. Bir : das Bir
3. Lukisan : das Bild
4. Foto = das Photo
5. Pensil = das Pensil
6. Lampu = die Lampe
7. Sofa = das Soffa
8. Kain pembalut luka = das Klebeband

Chemicals and Physics Sensor

                                                                             SENSOR

Sensor adalah suatu alat atau komponen yang berfungsi untuk medeteksi keberadaan suatu benda, zat, partikel, dll. Terdapat beberapa macam sensor di dunia ini, akan tetapi dalam hal ini kita akan membahas sensor kimia dan fisika.

1. SENSOR KIMIA

    a. Pengertian
Sensor kimia adalah suatu sensor yang digunakan atau di design untuk mendeteksi adanya    keberadaan suatu zat kimia di dalam suatu ruangan. Sensor ini termasuk sensor non – esensial.

    b. Kategori Sensor Kimia

        1) Direct Sensor
Adalah sensor yang cara kerjanya berdasarkan reaksi kimia yang menghasilkan besaran listrik seperti resistansi, arus, tegangan.

Y

Contoh direct sensor :

             a) Metal Oxide Chemical Sensor
Contoh sensor ini yaitu Tin Dioxide SnO2, sensor ini digunakan untuk mendeteksi gas seperti Methyl Mercaption (CH3SH) dan Ethyl Alcohol (C2H5OH).

N

Prinsip kerjanya :
Pada saat SnO2 menerima konsentrasi Methyl Mercaption (CH3SH) dan Ethyl Alcohol(C2H5OH) maka SnO2 akan memanas, oksigen dihisap oleh permukaan kristal pada SnO2 maka aliran electron pada SnO2 akan terhalangi, sebaliknya jika konsentrasi Methyl Mercaption (CH3SH) dan Ethyl Alcohol (C2H5OH) maka permukaan kristal berkurang kadar oksigen, aliran electron yang terhalang dapat mengalir dan konduktivitas SnO2 meningkat.
Resistansi SnO2 dapat dihitung :
B

Rs = tahanan sensor
A = konstan spesifik bahan sensor
C = gas konsentrasi
α = karateristik kemiringan Rs terhadap material gas

              b) ChemFET
ChemFET adalah sebuah field effect taransistor kimia. Sensor ini mendeteksi H2 di udara, O2 didarah, dan beberapa gas yang digunakan dalam militer seperti NH3, CO2, dan explosive gas.

V

Operasi pada ChemFET membutukan tegangan agar silicon dan gate elektroda dapat bekerja, Pada saat cairan yang dianalisa memilki konsentrasi bahan H2/O2 atau yang lainnya maka electron pada permukaan semikonduktor akan membentuk jalan konduksi antara souce-drain, jadi ChemFET bekerja seperti tahanan-konduktansi, konduktansi inilah yangdapat diukur pada op-amp (diferensiator).

        2) Complex Sensor
adalah sensor yang tidak langsung menghasilkan besaran listrik, akan tetapi membutuhkan transduser lainnya dalam cara kerjanya.
Contohnya:

            a) Biochemical sensor
Sensor ini digunakan untuk mendeteksi organisme, sel, organel, enzim, receptor, antibodi, dan lainnya.

O

Cara kerja biochemical sensor
Elemen sensor disini biasanya digunakan bioreactor untuk mendeteksi dan memberikan respon biosensor, kemudian akan dianalisa secara difusi, reaksi dari bireactor, koreaktans, interfering species dan kinetiknya. Contoh aplikasi lain dari sensor kimia adalah sensor pH, sensor gas, sensor ledakan, dll.

2. SENSOR FISIKA
Adalah sensor yang mendeteksi suatu besaran berdasarkan hukum – hukum fisika. Contohnya adalah :
a.Sensor suhu
b.Sensor suara
c.Sensor cahaya
d.Sensor tekanan
e.Sensor kecepatan, dll.

Referensi : http://do-stupid-things.blogspot.com/2010/05/sensor-kimia-chemical-sensor.html
https://digitallaboratory.wordpress.com/2010/01/21/macam-macam-sensor/
http://elektroarea.blogspot.com/2009/01/sensor-sensor-adalah-peralatan-yang.html

Transduser, Sensor, dan Wireless Sensor Network ( WSN )

Transduser

  1. Pengertian Tranduser

Transduser (Inggris: transducer) adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran atau informasi (misalnya, sensor tekanan).

Bentuk itu dapat berupa energi listrik, energi elektromagnetik, energi mekanikal, energi kimia, dll. Dapat juga dikatakan bahwa transduser itu alat atau suatu komponen yang mengubah suatu bentuk sinyal menjadi bentuk sinyal yang lainnya.

  1. Jenis – Jenis Tranduser

Transduser dapat dikelompokan berdasakan fungsinya, aplikasinya, prinsip listrik yang tersangkut, dll.

  1. Berdasarkan Fungsinya
  • Tranduser Input

Transduser input adalah transuser yang mengubah energi fisik ( physically ) menjadi sinyal listrik atau resistansi ( bisa juga dikonversikan ke tegangan dan sinyal listrik ). Energi fisik tersebut dapat   berupa suhu, tekanan, cahaya maupun gelombang listrik. Contoh penerapannya adalah microphone, transduser input disebut juga dengan sensor.

Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Input.

– LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi (Hambatan)
–Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
–Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi (Hambatan)
–Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik

  • Transduser Output (Output Transducer)

Transduser output merupakan kebalikan dari transduser input, maksudnya adalah transduser yang mengubah sinyal listrik menjadi energi fisik. Transduser jenis ini dikenal juga dengan aktuator. Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Output diantaranya adalah sebagai berikut :

  • LED, mengubah listrik menjadi energi cahaya
  • Motor, mengubah listrik menjadi gerakan
  • Loudspeaker, mengubah listrik menjadi suara

2. Berdasarkan aplikasinya

Berdasarkan aplikasinya, transduser terbagi menjadi :

  • Transduser elektromagnetik : antena, tape head, magnetic cartridge
  • Transduser elektrokimia : sensor hidogen, Ph probe
  • Transduser elektromekanikal : potensiometer, air flow sensor, dll
  • Transduser elektroakustik : loudspeaker, earphone, microphone
  • Transduser elektro-optikal : LED, lampu pijar
  • Transduser termoelektrik : NTC, PTC

 3. Berdasarkan pemakaiannya

  • Transduser pasif
Parameter listrik dan kelas transduser Prinsip kerja dan sifat – sifat Pemakaian alat
Potensiometer Perubahan nilai tahanan karena posisi kontak bergeser Tekanan, pergeseran/posisi
Strain Gage Perubahan nilai tahanan akibat perubahan panjang kawat oleh tekanan dari luar Gaya, torsi, posisi
Transformator Selisih Tegangan selisih dua kumparan primer akibat pergeseran inti trafo Tekanan, gaya, pergeseran
Gage Arus Putar Perubahan induktansi kumparan akibat perubahan jarak plat Pergeseran, ketebalan
  • Transduser aktif
Parameter listrik dan kelas transduser Prinsip kerja dan sifat – sifat Pemakaian alat
Sel fotoemisif Emisi elektron akibat radiasi yang masuk pada permukaan fotemisif Cahaya dan radiasi
Photomultiplier Emisi elektron sekunder akibat radiasi yang masuk ke katode sensitif cahaya Cahaya, radiasi dan relay sensitif cahaya
Termokopel Pembangkitan ggl pada titik sambung dua logam yang berbeda akibat dipanasi Temperatur, aliran panas, radiasi
Generator kumparan putar (tachogenerator) Perputaran sebuah kumparan di dalam medan magnet yang membangkitkan tegangan || Kecepatan, getaran
Piezoelektrik Pembangkitan ggl bahan kristal piezo akibat gaya dari luar Suara, getaran, percepatan, tekanan
Sel foto tegangan Terbangkitnya tegangan pada sel foto akibat rangsangan energi dari luar Cahaya matahari
Termometer tahanan (RTD) Terbangkitnya tegangan pada sel foto akibat rangsangan energi dari luar
Hygrometer tahanan Tahanan sebuah strip konduktif berubah terhadap kandungan uap air Kelembaban relatif
Termistor Penurunan nilai tahanan logam akibat kenaikan temperatur Suhu

Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran yang linier.
3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama.
5. Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.
6. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan. Diantara beberapa karakteristik transduser di atas, akan dibahas lebih mendalam tentang linieritas.

SENSOR

  1. Pengertian Sensor

Sensor atau transducer adalah salah satu peralatan yang digunakan untuk mengubah suatu besaran fisik menjadi besaran listrik.

Syarat – syarat yang harus dimiliki sebuah sensor

  1. Sensitivitas tinggi sesuai besaran yang diukur,
  2. Tidak sensitif pada besaran lain yang tidak diukur disekitar tempat pengukuran,
  3. Sifat obyek tidak berubah karena penggunaan sensor.
  1. Macam dan jenis sensor

a. Sensor Mekanik

Sensor mekanik adalah sensor yang digunakan untuk mengubah besaran mekanik menjadi besaran listrik. Pada sensor mekanik, keluaran sensor berubah sesuai perubahan gaya atau perubahan jarak (perpindahan), linier maupun rotasi.
Fungsi sensor mekanik bermacam-macam antara lain:
– Mengukur panjang,
– Mengukur luas,
– Mengukur aliran massa,
– Mengukur gaya,
– Mengukur torsi,
– Mengukur tekanan,
– Mengukur kecepatan,
– Mengukur percepatan,
– Mengukur panjang gelombang akustik.

b. Sensor Optik

Sensor Optik adalah sensor yang digunakan untuk mengubah besaran optik menjadi besaran listrik. Pada sensor optik, keluaran perubahan cahaya yang jatuh ke permukaan sensor.
Fungsi sensor optik bermacam-macam antara lain:
– Mengukur intensitas cahaya,
– Mengukur intensitas warna,
– Deteksi obyek.

c. Sensor Suhu (Sensor Termal)

Sensor suhu adalah sensor yang digunakan untuk mengubah besaran suhu (termal) menjadi besaran listrik. Pada sensor suhu, keluaran sensor berubah sesuai perubahan suhu yang jatuh ke permukaan sensor.

WIRELESS SENSOR NETWORK

Wireless Sensor Network ( WSN ) adalah sebuah kelas jaringan yang memungkin untuk digunakan pada berbagai aplikasi potensial dalam bidang kesehatan, militer dan pemantauan lingkungan. Secara umum, jaringan ini sering digunakan untuk melakukan pengamatan dalam kondisi daerah pengamatan dan tempat pengamat berada pada posisi yang saling berjauhan, sehingga dibutuhkan media yang memadai untuk dapat mengirimkan data-data hasil suatu pengamatan.

Setiap node dalam jaringan sensor biasanya dilengkapi dengan transceiver radio atau perangkat komunikasi nirkabel lainnya, sebuah mikrokontroler kecil, dan sumber energi, biasanya batere. Ukuran sensor node bervariasi dari ukuran kotak sepatu sampai ukuran sebutir debu. Biaya node sensor juga bervariasi, mulai dari ratusan dolar sampai beberapa sen, tergantung pada ukuran jaringan sensor dan kompleksitas yang dibutuhkan dari setipa node sensor. Permasalahan ukuran dan biaya pada sensor node terkait dengan sumber daya seperti energi, kecepatan memori, komputasi dan bandwidth.

Berikut adalah beberapa aplikasi WSN :

  1. Pemantauan wilayah

Pemantauan wilayah adalah aplikasi umum WSN. Dalam pemantauan wilayah, WSN dikerahkan di daerah di mana beberapa fenomena yang akan dipantau. Misalnya, sensor node dalam jumlah besar bisa dikerahkan di medan perang untuk mendeteksi intrusi musuh. Bila sensor mendeteksi aktivitas yang dipantau (panas, tekanan, suara, cahaya, medan elektro-magnetik, getaran, dll) akan dilaporkan pada salah satu base station, yang kemudian mengambil tindakan yang sesuai (misalnya, mengirim pesan di internet atau satelit). Selain itu, jaringan sensor nirkabel dapat menggunakan berbagai sensor untuk mendeteksi keberadaan kendaraan mulai dari sepeda motor dan mobil.

2. Pemantauan lingkungan

Sejumlah WSN telah dikerahkan untuk memantau lingkungan. Mayoritas didesain dengan masa hidup pendek, karena biasa bersifat protip. Contoh penggunaannya  adalah pemantauan keadaan lapisan es di pegunungan Alpen Swiss dan pemantauan gletser.

3. Pemantauan rumah kaca

Jaringan sensor nirkabel juga digunakan untuk mengontrol tingkat suhu dan kelembaban di dalam rumah kaca komersial. Ketika suhu turun dan kelembaban di bawah tingkat tertentu, manajer rumah kaca harus diberitahukan melalui e-mail atau pesan sel telepon teks, atau sistem host dapat memicu sistem gerimis, ventilasi terbuka, menghidupkan kipas angin, atau mengendalikan berbagai tanggapan sistem. Beberapa WSN mudah pemasangannya dan juga mudah untuk bergerak sebagai kebutuhan perubahan aplikasi.

4. Pendeteksi tanah longsor

Sebuah sistem deteksi tanah longsor, memanfaatkan jaringan sensor nirkabel untuk mendeteksi sedikit gerakan tanah yang mungkin terjadi selama tanah longsor. Dan melalui data yang terkumpul adalah mungkin untuk mengetahui terjadinya tanah longsor jauh sebelum itu benar-benar terjadi.

5. Pertanian

Menggunakan jaringan sensor nirkabel dalam industri pertanian semakin umum. Sistem gravitasi air dapat dimonitor menggunakan pemancar tekanan untuk memantau tingkat air tangki, pompa dapat dikendalikan dengan menggunakan wireless I / O device, dan penggunaan air dapat diukur dan nirkabel dikirim kembali ke pusat kontrol pusat untuk penagihan. Irigasi otomatisasi memungkinkan penggunaan air lebih efisien dan mengurangi limbah.

Referensi :

( http://universitas-suryadarma.nomor.net/_b.php?_b=infop2k&id=3005)

( http://teknikelektronika.com/pengertian-transducer-jenis-jenis-transduser/ )

( http://id.wikipedia.org/wiki/Transduser )

( http://www.chogwang.com/2014/10/pengertian-dan-jenis-sensor.html )

( http://oxyprimasetiya.blogspot.com/2012/06/wireless-sensor-network-wsn.html )